Selasa, 10 November 2009

Pondasi Lanjutan

a. Pondasi
Struktur bagian bawah bangunan terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi. Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu mendukung beban bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll. Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu sistem pondasi.
Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :
-kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain -lain
-lantai pecah, retak, bergelombang
-penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.
Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Pembuatan pondasi dihitung berdasarkan hal-hal berikut :
a. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal.
b. jenis tanah dan daya dukung tanah.
c. bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat.
d. alat dan tenaga kerja yang tersedia.
e. lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.
f. waktu dan biaya pekerjaan.
Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil investigation , atau penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat.
Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan tanah/ daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara :
a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes)
, diketahui contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke laboraturium mekanika tanah.
b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut sondir static penetrometer. Ujungnyaberupa conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).

Pondasi Pada Gedung Kwarnas
Proyek gedung kwarnas menggunakan sistem pondasi bored pile .Yang dimaksud dengan sistem ini adalah pengerjaan pondasi diawali pengerjaan pembuatan lobang pondasi dengan bor, kemudian juga dilakukan casing yang berfungsi untuk mengarahkan pengeboran dan mengarahkan penempatan tulangan. Pada sistem pondasi ini gaya-gaya dari upper structure dimbangi oleh gaya pikul tanah (20%) seluas penampang dasar pondasi dan friksi dari dindingnya (80%). Bored pile termasuk kategori pondasi dalam, yang termasuk sub kategori pondasi tiang pancang cor ditempat.
keuntungan :
a.getaran kecil, tidak gaduh, sehingga lebih cocok untuk digunakan didaerah padat penduduk.
b.diameter dapat besar, tiang dapat lebih panjang, dan ketepatan lebih baik.
c.letak tanah pendukung pondasi dapat lansung diketahui.
d.pondasi bored pile tidak memerlukan kedalaman seperti tiang
pancang, misalnya pondasi pada gedung Kwarnas ini hanya memerlukan kedalaman sekitar 10m, karena pondasi ini mengandalkan gaya friksi yang terjadi antara dinding pondasi dengan lapisan tanah (80% gaya friksi).
e. hanya menggunakan selongsong besi (casing) sepanjang 2.5 m.

kerugian :
a.pemeriksaan kualitas tiang hanya dapat dilakukan secara tidak lansung, karena beton terletak dibawah muka air tanah.
b.adukan beton bisa bercampur tanah atau lumpur, untuk itu harus ditangani dengan seksama.
c.biaya lebih besar.
d. lokasi pengerjaan menjadi kotor akibat lumpur dan air yang di angkat dari hasil pemboran.
e. pemboran tidak sampai pada tanah keras.

cara pelaksanaan pembuatan pondasi :
Terlebih dulu tanah digali sesuai dengan rencana gambar. Bangunan gedung Kwarnas ini menggunakan basement (2 lapis, struktural), oleh karena itu penggalian dilakukan sesuai dengan kedalaman basement. Tahap pelaksanaan pondasi adalah sebagai berikut :
tahap pembuatan pondasi bangunan
tahap ini dilakukan sebelum pembuatan basement. Adapun cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
-lubang tempat pondasi dibuat dengan cara menggunakan mesin bor sampai kedalaman sekitar 10-20m, tanpa memperhatikan kedalaman lapisan tanah keras, karena daya dukung pondasi terletak pada gaya friksi antara beton dengan lapisan tanah setelah itu pipa baja sesuai ukuran mesin bor (casing) dipasang sekaligus berfungsi sebagai pengarah pada saat penulangan dan pengeboran. Casing dipasang tidak sampai pada cut off level, tetapi hanya sampai elevasi -6,30 m baja tulangan dimasukkan sampai kedalaman pondasi
-kemudian dimasukkan beton cor dengan cara 'tremi' , yaitu suatu sistem pengecoran pada dasar pondasi dimana pada saat penyemprotan cor beton, kotoran akan sekaligus terdorong keatas. Volume pengecoran dilebihkan sekitar 15 % agar dapat mengisi dinding-dinding lapisan tanah (meningkatkan friksi) sampai sebatas casin
- ketika pengecoran berlangsung secara bersamaan casing diangkat perlahan - lahan mengikuti volume coran yang diisikan hingga pengecoran selesai, casing diangkat kembali
tahap pertama penggalian tanah
-perataan tanah existing sampai pada elevasi - 250 m
-pembuatan soldier pile dengan panjang 15 m yang berfungsi sebagai penahan gerakan tanah, yang dipasang mengelilingi denah pondasi yang direncanakan. Soldier pile ini dapat dikategorikan sebagai retaining wall. Selain itu soldier pile pada bangunan ini difungsikan juga sebagi penahan desakan air, oleh karena itu diantara pemasangan soldier pile dipasang pula secara overlapping bahan yang disebut bentonite , dimana bahan ini bila terkena air akan mengembang sampai 50 kali dari volume aslinya yang berbentuk gel. Untuk mencegah pembesaran volume sampai 50 kali tersebut maka bentonite dicampur dengan semen. Cara pembuatannya yaitu pertama-tama dilakukan pemboran lubang bagi bentonite, kemudian dilakukan pengecoran bentonite (dengan tremi), setelah itu baru dilakukan pemboran lubang bagi soldier pile. penggalian tanah untuk keperluan perimeter beam yang berfungsi sebagai titik pengukuran kedalaman penggalian (standar elevasi lantai dasar) penggalian terbuka sampai elevasi -7,45 m dengan kemiringan galian 45 derajat

tahap kedua penggalian tanah
- Use pile additional bored pile adalah pondasi yang berfungsi sebagai penahan strut miring, setelah penggalian selesai fungsinya hanya sebagai pemadat tanah saja (tidak struktural)
- penggalian pada cut off level pada pondasi bored pile
- pembuatan pile cap additional bored dan pemasangan strut
miring
- strut miring dapat dilepas setelah perimeter beam pada basement terpasang dan lantai basement 1 selesai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar